Perempuan, Kepemimpinan, dan Pemberdayaan Politik di Desa

Oleh : Febriana Dwi Putri

KPU menetapkan DPT Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 orang. Terdiri dari jumlah pemilih laki-laki 102.218.503 orang dan pemilih perempuan 102.588.719 orang.

Bacaan Lainnya

Dari data yang telah ditetapkan KPU RI tersebut jumlah pemilih perempuan cukup banyak dibanding pemilih laki-laki, pemilih merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Dalam sistem demokrasi, pemilih adalah masyarakat yang telah memenuhi syarat berdasarkan peraturan perundang-undangan.

UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu mengatur setiap pemilih berusia minimal 17 tahun dan/atau sudah/pernah menikah. Dalam menyusun siapa saja yang berhak memilih, KPU harus menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) setiap menjelang Pemilu. Namun dewasa ini partisipasi maupun keikutsertaan dalam kontestasi politik pada perempuan cukup rendah.

Pemberdayaan

Pemberdayaan politik perempuan di tingkat desa memiliki peran yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Di banyak komunitas di Indonesia, perempuan sering kali merupakan tulang punggung dalam menjaga kehidupan sosial, lingkungan, dan ekonomi di tingkat lokal. Namun, keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan politik di tingkat desa seringkali masih terbatas.

Ada beberapa faktor yang membatasi partisipasi politik perempuan di desa, seperti adanya stereotip gender yang mengurungkan perempuan dari ruang politik, akses terbatas terhadap pendidikan formal, serta norma sosial yang membatasi peran aktif perempuan dalam politik. Namun, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk memperkuat peran mereka.

Pemberdayaan politik perempuan di desa dapat dimulai dengan memberikan akses pada pelatihan kepemimpinan, pengembangan keterampilan manajerial, dan pengetahuan politik. Program-program semacam ini tidak hanya memberdayakan perempuan secara individu, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari di desa.

Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif sangatlah penting. Menghilangkan hambatan-hambatan struktural dan menciptakan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam forum-forum politik lokal adalah langkah yang harus diambil secara bersama-sama.

Pentingnya akses perempuan terhadap informasi dan pendidikan politik tidak bisa diabaikan. Hal ini akan membantu mereka memahami peran serta tanggung jawab dalam proses politik, serta memungkinkan mereka untuk mengambil bagian dalam pembuatan keputusan yang lebih berdampak. Menciptakan platform atau forum yang memfasilitasi pertukaran ide dan diskusi terkait isu-isu penting di tingkat desa juga menjadi langkah penting.

Saat perempuan di desa diberdayakan secara politik, hal ini bukan hanya menguntungkan mereka secara individual, tetapi juga membawa dampak positif pada masyarakat secara keseluruhan. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan politik di tingkat desa akan membantu memastikan bahwa kebijakan yang dibuat lebih mewakili kebutuhan seluruh komunitas, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.

POLITIK

Edukasi perempuan dalam politik memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan mewujudkan kesetaraan gender dalam ranah politik. Memberikan kesempatan yang sama dalam akses edukasi politik bagi perempuan adalah langkah krusial dalam menciptakan wadah yang merangkul partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan publik.

Melalui edukasi politik, perempuan dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang proses politik, sistem pemerintahan, isu-isu penting, serta keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk terlibat aktif dalam politik. Ini membuka jalan bagi mereka untuk turut serta dalam pembuatan kebijakan yang berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.

Perlu adanya program-program edukasi yang dirancang khusus untuk memberdayakan perempuan dalam politik, mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Ini bisa meliputi pelatihan kepemimpinan, pembekalan keterampilan komunikasi, strategi kampanye, hingga pemahaman mendalam akan isu-isu publik yang beragam. Dukungan dan akses terhadap platform-platform yang memberikan informasi terkini tentang politik juga sangat penting.

Selain itu, pendekatan yang inklusif dari keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara luas juga perlu ditingkatkan. Menghilangkan stereotip gender dan mendorong perempuan untuk aktif dalam politik sejak usia dini adalah langkah penting dalam merangsang minat dan partisipasi mereka di masa depan.

Edukasi politik bagi perempuan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang memberdayakan mereka untuk meraih posisi-posisi penting dalam politik. Dengan demikian, edukasi ini menjadi pondasi yang kuat dalam mengubah paradigma politik yang lebih inklusif, di mana suara perempuan memiliki peran yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masa depan bangsa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *